×

Sirah Rasul: Terobosan Besar Hijrah (7)

  • Posted:
  • Author:
Sirah Rasul: Terobosan Besar Hijrah (7)

Nabi berkata kepada sekutu barunya yang sekarang akan kita sebut dengan nama Islam mereka, al-Anshâr (artinya ‘para penolong’), untuk kembali ke tenda mereka masing-masing. Diselimuti kegelapan, mereka membubarkan diri dengan tenang, berterimakasih kepada Allah karena memungkinkan mereka menuntaskan urusan mereka dengan Nabi. Tak seorangpun dari mereka ada yang dicari oleh kaumnya selama menghadiri pertemuan itu. Bagaimanapun, teriakan-teriakan itu cukup untuk menguak kerahasiaan pertemuan tersebut. Setelah pagi, kaum Quraisy mencium pertemuan itu dan langsung mengambil tindakan segera.

Sirah Rasul: Terobosan Besar Hijrah (7)

Qaum Quraisy Mengetahui Pertemuan

Tidak mungkin pertemuan sebesar ini di tempat terbuka seperti Aqabah akan tetap rahasia. Sebelum selesai, sebuah suara nyaring telah terdengar berteriak-teriak: ‘Muhammad sedang bertemu dengan mereka yang telah meninggalkan agamanya.’[1]

Nabi berkata kepada sekutu barunya yang sekarang akan kita sebut dengan nama Islam mereka, al-Anshâr (artinya ‘para penolong’), untuk kembali ke tenda mereka masing-masing. Diselimuti kegelapan, mereka membubarkan diri dengan tenang, berterimakasih kepada Allah karena memungkinkan mereka menuntaskan urusan mereka dengan Nabi. Tak seorangpun dari mereka ada yang dicari oleh kaumnya selama menghadiri pertemuan itu. Bagaimanapun, teriakan-teriakan itu cukup untuk menguak kerahasiaan pertemuan tersebut. Setelah pagi, kaum Quraisy mencium pertemuan itu dan langsung mengambil tindakan segera.

Mereka mencari tahu secara intensif tentang apa yang telah terjadi. Penyelidikan mengantarkan mereka ke arah yang benar. Oleh karena itu, sekelompok pemimpin mereka pergi ke kemah jemaah haji Madinah dan berkata: ‘Kami mengetahui bahwa kalian telah berhubungan dengan seseorang dari kaum kami dan kalian memintanya untuk bergabung di kota kalian dan berjanji untuk memerangi kami bersamanya. Sekarang kami ingin meyakinkan kalian bahwa kalian adalah kelompok terakhir yang ingin kami perangi.’

Kaum kafir Madinah—dan cukup banyak dari mereka—dengan cepat menyangkal keseluruhan cerita itu. Mereka meyakinkan kaum Makkah bahwa mereka tak punya pengetahuan tentang kontak atau pertemuan antara Muhammad dan kaumnya. Tentu saja, pengingkaran mereka adalah benar. Mereka sepenuhnya tidak tahu semua urusan ini—fakta ini menunjukkan bahwa Nabi dan kaum Muslim telah memandang perkembangan hubungan dan prospek mereka itu secara serius dan menyadari bahwa mereka harus melakukannya secara hati-hati jika mereka ingin membuka lembaran baru sejarah Islam.

Kaum Muslim Madinah hanya berdiam ketika percakapan antara kaum kafir dari Makkah dan Madinah sedang berjalan. Salah seorang petinggi dari Madinah, Abdullah bin Ubay yang berhubungan tidak baik dengan Islam, memastikan utusan Quraisy itu: ‘Hal ini tentu masalah yang sangat serius. Kaumku tidak akan membiarkanku tidak tahu mengenai hal ini, seandainya masalah muncul dalam pikiran mereka. Aku hanya tidak tahu bahwa hal seperti itu telah berlangsung, maka aku harus berasumsi bahwa hal itu tidak ada.’

Merasa yakin, orang-orang Makkah itu kembali pulang. Tapi beberapa hari kemudian, ketika para jemaah haji berangkat pergi, kecurigaan kaum Quraisy terbukti. Mereka mengirim beberapa regu untuk mengejar orang-orang Madinah itu. Mereka tak bisa menangkap lebih kecuali dua orang: al-Mundhir bin Amr dan Sa’d bin Ubadah yang merupakan di antara ke-12 pemimpin kaum Muslim. Al-Mundhir berhasil melepaskan diri tetapi Sa’d tertangkap. Tangannya diikat hingga leher dan dibawa kembali ke Makkah. Mereka terus memukulinya dan menarik rambutnya yang tebal. Ketika siksaan berlanjut, seseorang yang merasa kasihan kepada Sa’d berbisik di telinganya: ‘Apakah kau memiliki ikatan atau urusan dengan seseorang dari kaum Quraisy?’

Sa’d menjawab: ‘Ya, tentu saja. Aku selalu melindungi kafilah dagang Jubair bin Mut’im dan al-Harits bin Harb untuk memastikan agar mereka aman di daerah kami.’ Lelaki itu berkata: ‘Kalau begitu teriakanlah namanya dengan keras dan sebutkan persahabatanmu dengan mereka.’

Lelaki ini, Abu al-Bakhtari bin Hisyam segera pergi untuk mencari Jubair dan al-Harits. Dia menemukan mereka di dalam mesjid dan bercerita: ‘Aku baru saja datang dari al-Abtah di mana aku melihat seorang lelaki dari al-Khazraj sedang dipukuli habis-habisan. Dia terus meneriakkan kedua nama kalian dan berkata bahwa kalian memiliki ikatan untuk perlindungan timbal balik dengannya.’ Ketika menyadari bahwa orang yang disiksa itu adalah Sa’d, keduanya segera pergi dengan cepat dan menyelamatkannya dari penyiksaan.

Bagaimanapun, itulah satu-satunya yang bisa dilakukan oleh kaum Quraisy atas sumpah setia yang baru berlangsung antara kaum Muslim Madinah dan Nabi. Sumpah itu telah disepakati dan disegel, menandai tahapan baru dalam sejarah Islam yang diharapkan akan berbeda secara total dari langkah sebelumnya hampir tiba. Tak lama setelah itu, Nabi menasihati para pengikutnya di Makkah untuk berhijrah ke Madinah. Beliau berkata: ‘Allah telah menyediakan bagi kalian suatu rumah baru dan saudara seiman yang baru.’ Mereka mulai pergi dalam kelompok kecil secara diam-diam, sehingga mereka tidak akan dihentikan oleh orang Makkah. Nabi sendiri tetap tinggal di Makkah menanti izin Allah untuk berangkat. Dalam beberapa minggu, mayoritas kaum Muslim Makkah telah menetap di Madinah. Hanya mereka yang secara fisik tidak mampu untuk pergi yang tetap tinggal bersama Nabi, Abu Bakar dan Ali. Tentu saja, Abu Bakar telah meminta izin Nabi untuk pergi, tapi Nabi menyuruhnya menunda keberangkatan, memberinya suatu isyarat yang sangat berarti: ‘Jangan-jangan Allah menyediakan sahabat (seperjalanan) untukmu.’ (APP)

Selesai.

Catatan Kaki:

[1] Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, Dar al-Qalam, Beirut, Vol. 1, hal. 70-73, juga, Ibn Sayyid al-Nas, ‘Uyun al-Atsar, Dar al-Turats, Madinah, 1996, hal. 273-276.

Apa Kata Mereka

SALWA NATUN WADIAH RAMLI

Alhamdulillah bisa melaksanakan Ibadah Umroh dengan Jasmine Tour & Travel

SALWA NATUN WADIAH RAMLI

H. MUKTASIM MUSTOPA HAKIM, MADURA

Jasmine Tours siap mengantarkan Jamaah Umroh Keluarga. Fasilitas Hotel Bintang 5 dan makanannya ala Indonesia dan Arab

H. MUKTASIM MUSTOPA HAKIM, MADURA

AHMAD RAKHA HASIBUAN RAMLI

Travel Haji dan Umroh Recommended

AHMAD RAKHA HASIBUAN RAMLI

HUNAIDAH ACHMAD SYAMLAN, SITUBONDO

Walaupun aku diberi kesempatan bebarapa kali umroh sama Allah, tapi nggak tahu kenapa umrah kali ini bener-bener kena banget. Insyaallah. Terima kasih buat Jasmine Tours. Terima kasih banyak. Aku cuma bisa berdoa, aku bisa umroh lagi di Jasmine Tours. Insyaallah bisa haji. Amin.

HUNAIDAH ACHMAD SYAMLAN, SITUBONDO

MIMIK SUHARTATIK SOEHARTO

Alhamdulillah Travel Jasmine Memberikan pelayanan yang sangat berkesan. sukses Buat Jasmine

MIMIK SUHARTATIK SOEHARTO